Kecelakaan Pesawat Dan Pembalikan, Delta Air Memberikan Kompensasi Sebesar Rp500 Juta

Jumat, 21 Februari 2025

    Bagikan:
Penulis: Adam Naufal
((@eggxit via Reuters))

Delta Air Lines akan memberikan kompensasi sebesar US$30.000 atau hampir Rp500 juta kepada penumpang yang terlibat dalam kecelakaan di Bandara Internasional Toronto Pearson. Maskapai tersebut menegaskan bahwa pembayaran ini tidak akan mempengaruhi hak hukum para penumpang, termasuk kemungkinan untuk mengajukan gugatan terhadap perusahaan.

Kecelakaan yang terjadi pada hari Senin melibatkan pesawat regional CRJ900 buatan Bombardier, yang terbalik setelah mendarat dalam kondisi cuaca yang buruk. Dari total 80 orang yang berada di dalam pesawat, 21 di antaranya mengalami cedera, namun Delta memastikan bahwa hanya satu orang yang masih dirawat di rumah sakit, sementara seluruh korban lainnya diperkirakan akan pulih.

CEO Delta, Ed Bastian, menyatakan bahwa meskipun insiden ini sangat mengkhawatirkan, pihaknya merasa bersyukur karena semua penumpang dan awak pesawat selamat.

Video kecelakaan tersebut memang sangat mengerikan, ujar Bastian dalam wawancara dengan CBS Mornings, seperti yang dilaporkan oleh Reuters pada Kamis (20/2/2025).

"Namun, kami mengapresiasi respons cepat dari kru penerbangan yang berhasil mengevakuasi penumpang dengan baik."

Bastian juga memberikan pembelaan terhadap kemampuan dan pengalaman pilot yang mengoperasikan penerbangan Delta 4819 dari Minneapolis-St. Paul menuju Toronto.

"Di Delta, kami memiliki satu standar keselamatan yang tinggi," tegasnya. "Setiap pilot kami dilatih untuk menghadapi situasi seperti ini."

Pada saat terjadinya kecelakaan, Toronto Pearson mengalami kondisi cuaca yang ekstrem dengan angin kencang dan suhu beku setelah badai salju besar yang melanda pada akhir pekan.

"Ini merupakan bagian dari pelatihan kami. Kami secara terus-menerus melatih kru kami untuk menghadapi situasi semacam ini," tambah Bastian.

Berdasarkan rekaman video saat pendaratan, para ahli penerbangan mengamati bahwa pesawat tampak mendarat dengan posisi datar tanpa melakukan manuver "flare", yang merupakan tindakan di mana pilot mengangkat hidung pesawat untuk meningkatkan sudut pitch sebelum menyentuh permukaan landasan.

Namun, Ken Webster, penyelidik senior dari Transportation Safety Board (TSB) Kanada, menyatakan bahwa masih terlalu awal untuk mengidentifikasi penyebab kecelakaan tersebut.

"Kecelakaan penerbangan umumnya disebabkan oleh sejumlah faktor," tuturnya.

Proses Investigasi  

Saat ini, TSB Kanada tengah melaksanakan investigasi menyeluruh untuk mengidentifikasi penyebab insiden tersebut.  

Tim investigasi telah melakukan wawancara dengan anggota kru penerbangan dan berhasil mengunduh data dari kotak hitam pesawat, yang saat ini sedang dalam tahap analisis.  

Kecelakaan ini juga memberikan dampak signifikan terhadap operasional Bandara Toronto Pearson. Dua landasan, termasuk yang paling sibuk di Kanada, masih ditutup karena proses evakuasi bangkai pesawat belum sepenuhnya selesai.  

Jake Keating, manajer operasional Toronto Pearson, menyatakan bahwa penutupan landasan tersebut mengakibatkan penurunan kapasitas penerbangan.  

"Bandara mengalami pembatasan keberangkatan di tiga landasan operasional lainnya," ungkap Keating kepada media CP24.  

Dalam pernyataan yang disampaikan melalui platform X, pihak bandara menginformasikan bahwa pada Rabu pagi, sekitar 5% penerbangan keberangkatan dan 6% penerbangan kedatangan terpaksa dibatalkan.  

"Setelah bangkai pesawat berhasil diangkat, kami masih perlu melakukan inspeksi pada landasan sebelum dapat mengoperasikannya kembali," tambah Keating.

(Adam Naufal)

Baca Juga: Kebangkitan Penerbangan Domestik Di Bandara Kertajati: Target 3 Rute Baru Pada 2026
Tag

    Bagikan:

Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.