Dapatkah Peneliti Segera Menemukan Sinyal Baru Yang Diduga Berasal Dari Pesawat MH370?

Kamis, 20 Juni 2024

    Bagikan:
Penulis: Adam Naufal
(Gambar: Freepik)

Para peneliti dari Universitas Cardiff, Inggris telah menemukan sinyal baru yang dapat membantu memecahkan misteri hilangnya Malaysia Airlines penerbangan MH370. Pesawat yang membawa 239 orang tersebut diyakini jatuh di Samudra Hindia setelah keluar jalur dari Kuala Lumpur, Malaysia ke Beijing, China pada 8 Maret 2014. Meskipun telah dilakukan pencarian luas di area seluas lebih dari 46.000 mil persegi, tidak ada jejak lokasi pasti pesawat yang ditemukan, kecuali 18 pecahan yang tersapu air. Namun, dengan adanya sinyal baru ini, harapannya adalah dapat membantu mengungkap keberadaan pesawat yang hilang tersebut.

Seorang peneliti telah berhasil mengidentifikasi sinyal yang diduga berasal dari pesawat MH370

Dengan menggunakan analisis data dari hidrofon dan mikrofon bawah air, peneliti melaporkan bahwa mereka telah berhasil merekam sinyal selama enam detik yang hampir bersamaan dengan waktu diperkirakan jatuhnya MH370 di Samudra Hindia. Namun, para peneliti menyatakan bahwa mereka perlu melakukan uji coba lebih lanjut untuk memastikan apakah rekaman suara tersebut dapat mengarahkan mereka pada lokasi kecelakaan. Penelitian ini didasarkan pada asumsi bahwa pesawat Boeing 777 seperti MH370 akan menghasilkan energi kinetik yang setara dengan gempa kecil jika jatuh dengan kecepatan 200 meter per detik.

Energi tersebut seharusnya cukup besar untuk terdeteksi oleh hidrofon yang berjarak ribuan mil, termasuk dua hidrofon yang terletak di Cape Leeuwin, Australia Barat, dan di wilayah Inggris, Diego Garcia. Kedua stasiun hidroakustik ini hanya membutuhkan waktu sepuluh menit untuk menerima sinyal dari lokasi pesawat dan dari kontak radar terakhir. Hidrofon dipasang untuk mendeteksi pelanggaran terhadap Perjanjian Pelarangan Uji Coba Nuklir Komprehensif. Sebelumnya, stasiun hidroakustik telah berhasil mendeteksi sinyal tekanan khusus dari kecelakaan pesawat dan juga gempa bumi yang terjadi pada jarak lebih dari 3.000 mil menggunakan hidrofon.

Asal mula sinyal masih menjadi pertanyaan yang belum terjawab

Para peneliti telah menemukan sinyal baru selama rentang waktu kecelakaan MH370 yang hanya terdeteksi di stasiun Cape Leeuwin. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang asal sinyal tersebut. Dr Usama Kadri, seorang peneliti dan pembaca matematika terapan, mengatakan bahwa meskipun hasil yang diperoleh belum meyakinkan, sangat tidak mungkin bagi hidrofon yang sangat sensitif untuk tidak merekam dampak jatuhnya pesawat besar ke laut.

Tim peneliti percaya bahwa penelitian lebih lanjut dapat membantu memecahkan misteri ini. Sebelumnya, hidrofon juga digunakan untuk menemukan ARA San Juan, kapal selam angkatan laut Argentina. Kapal tersebut ditemukan di kedalaman 900 meter di bawah permukaan laut di Samudra Atlantik Selatan, setahun setelah meledak dan hilang. Untuk menemukan lokasi bangkai kapal, para peneliti menggunakan granat untuk mensimulasikan ledakan kapal selam dan membandingkannya dengan sinyal yang ditangkap saat kapal tersebut meledak. Bangkai kapal selam tersebut ditemukan 290 mil di lepas pantai Argentina. Dr Kadri menyarankan agar eksperimen serupa dapat dilakukan untuk menemukan MH370.

Menurut pandangannya, jika ledakan tersebut menunjukkan amplitudo tekanan yang serupa dengan sinyal yang terdeteksi, ini akan mendukung pemfokusan pencarian di masa depan pada sinyal tersebut. "Jika sinyal yang terdeteksi di Cape Leeuwin dan Diego Garcia jauh lebih kuat daripada sinyal yang dimaksud, maka diperlukan analisis lebih lanjut terhadap sinyal dari kedua stasiun tersebut," ujarnya kepada Telegraph.

"Jika ditemukan ada hubungannya, hal ini akan secara signifikan mempersempit, hampir menentukan, lokasi pesawat," tambahnya. Namun, jika sinyal itu dianggap tidak berhubungan dengan jatuhnya MH370, ini menunjukkan bahwa pihak berwenang mungkin harus menilai kembali lokasi dan kerangka waktu perkiraan kecelakaan yang digunakan sebagai titik awal pencarian sejauh ini.

(Adam Naufal)

Baca Juga: Kebangkitan Penerbangan Domestik Di Bandara Kertajati: Target 3 Rute Baru Pada 2026

    Bagikan:

Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.