Anggota Komisi XIII DPR RI, Mafirion, berpendapat bahwa insiden pembunuhan 12 penambang emas oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Yahukimo, Papua Pegunungan, bukanlah sekadar kasus kriminal biasa. Ia mencurigai bahwa pembunuhan massal ini memiliki latar belakang politik. Oleh karena itu, tindakan pembunuhan terhadap penambang emas tersebut merupakan bentuk kriminalitas yang tidak dapat diterima. "Kekerasan di Bumi Papua telah berlangsung lama. Sangat disayangkan bagi masyarakat di sana," ungkap Mafirion di Jakarta, pada hari Selasa. Ia menambahkan bahwa insiden di Yahukimo bukanlah yang pertama kalinya, di mana warga menjadi korban pembunuhan. Menurutnya, masyarakat Papua merasa tidak aman dan nyaman karena selalu terancam oleh KKB, yang dapat melakukan aksi kapan saja. "Harta benda warga sipil juga musnah akibat konflik ini," tambahnya. Ia menyatakan bahwa pemerintah perlu terus berupaya meningkatkan keamanan bagi warga sipil yang tinggal di Pulau Cendrawasih. Ia mengakui bahwa pemerintah telah berusaha menangani konflik di Papua melalui pendekatan keamanan dan militer. "Namun, berdasarkan berbagai pendekatan keamanan dan militer yang telah diterapkan, seharusnya pemerintah dapat merumuskan pendekatan dialogis untuk mencapai penyelesaian konflik," ujarnya. Sebelumnya, Kepala Operasi Damai Cartenz Brigjen Pol Faizal Ramadhani menginformasikan bahwa 12 jenazah pendulang emas yang menjadi korban Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) telah teridentifikasi pada hari Senin (14/4). Belasan jenazah tersebut telah diserahkan kepada keluarga dan direncanakan untuk dimakamkan di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.
404
Prabowo diundang untuk menghadiri KTT G7 di Kanada sebagai tamu kehormatan
PCO menjelaskan bahwa Dirjen Bea Cukai yang baru dilantik berstatus sipil
TNI AL berhasil menggagalkan upaya penyelundupan produk skincare ilegal