Indonesia dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menjalin kemitraan yang kuat selama beberapa dekade, dimulai sejak Indonesia menjadi anggota WHO pada tahun 1950. Tujuan dari kolaborasi ini adalah untuk membangun sistem kesehatan yang lebih baik di Indonesia. Dalam kerangka kerja sama ini, Indonesia secara aktif terlibat dalam berbagai program kesehatan global. Melalui inisiatif bersama, Indonesia dan WHO telah berhasil melaksanakan sejumlah program dan implementasi yang signifikan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat di Indonesia. Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, drg. Widyawati, MKM, menyatakan bahwa salah satu pencapaian penting dalam kerja sama antara Indonesia dan WHO adalah penerapan General Programme of Work (GPW) ke-14. GPW-14 memiliki visi yang jelas untuk mempromosikan, menyediakan, dan melindungi kesehatan serta kesejahteraan semua individu, di mana pun mereka berada. Program ini terdiri dari tiga pilar utama, enam tujuan strategis, dan lima belas hasil bersama. “GPW14 menargetkan 1,2 miliar orang untuk menjalani kehidupan yang lebih sehat dengan risiko yang berkurang dan lingkungan yang lebih baik. Selain itu, program ini bertujuan untuk memastikan lebih dari 430 juta orang dapat mengakses layanan kesehatan yang penting tanpa mengalami kesulitan finansial, serta melindungi lebih dari 600 juta orang dari keadaan darurat kesehatan,” ungkap Widyawati di Jakarta. Untuk mencapai target penerapan GPW ke-14, WHO memperkirakan kebutuhan dana sebesar 11,1 miliar dolar AS untuk periode 2025-2028. Dana ini akan digunakan untuk mendukung berbagai program kesehatan di negara-negara anggota, termasuk Indonesia. Pada periode 2024–2025, WHO berkomitmen untuk memberikan hibah kepada Pemerintah Indonesia sebesar USD 14 juta dalam bentuk uang dan jasa, serta donasi barang senilai USD 4,26 juta. Dana tersebut akan dialokasikan untuk mendukung program kesehatan prioritas, termasuk peningkatan akses layanan kesehatan primer, pengendalian penyakit menular, dan promosi kesehatan. Kerja sama dengan WHO telah menghasilkan berbagai pencapaian signifikan dalam meningkatkan kesehatan masyarakat di Indonesia. Pertama, program imunisasi rutin telah menunjukkan hasil yang positif. WHO memberikan dukungan teknis serta vaksin untuk program ini, yang berkontribusi pada penurunan angka kematian bayi dan anak akibat penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi, seperti polio, campak, dan difteri. “Dalam situasi wabah penyakit tertentu, WHO juga berperan dalam pelaksanaan kampanye imunisasi tambahan untuk meningkatkan cakupan imunisasi dan mencegah penyebaran penyakit,” jelas Widyawati. Kedua, terdapat upaya pengendalian penyakit menular. Indonesia telah berhasil meningkatkan deteksi dini, pengobatan, dan pencegahan penularan penyakit tuberkulosis. Selain itu, program pengendalian malaria yang didukung oleh WHO telah berhasil menurunkan angka kejadian malaria, terutama di daerah endemis. WHO juga memberikan dukungan teknis dan finansial dalam upaya pencegahan, pengobatan, dan perawatan HIV/AIDS. Ketiga, terdapat peningkatan kesehatan ibu dan anak. WHO berkontribusi dalam meningkatkan kesehatan ibu hamil, bayi baru lahir, dan anak, serta menurunkan angka kematian ibu dan bayi. “Upaya untuk meningkatkan akses bagi ibu hamil mencakup pelayanan antenatal, persalinan yang aman, dan pelayanan kesehatan pasca persalinan. Dalam hal kesehatan anak, WHO membantu Indonesia dalam meningkatkan gizi anak, imunisasi, dan deteksi dini gangguan tumbuh kembang anak,” tambah Widyawati. Kemitraan yang Semakin Diperkuat Juru Bicara Widyawati menyatakan bahwa terdapat empat pencapaian utama dalam kerja sama antara Indonesia dan WHO, terutama dalam hal kesiapsiagaan dan respons terhadap keadaan darurat. Selama pandemi COVID-19, WHO berperan sebagai mitra strategis yang memberikan dukungan teknis dan logistik, termasuk dalam hal surveilans, pelacakan kontak, dan vaksinasi. Lebih lanjut, WHO juga berkontribusi dalam membantu Indonesia menghadapi bencana alam, seperti gempa bumi, banjir, dan letusan gunung berapi, dengan menyediakan bantuan medis dan logistik yang diperlukan. Selanjutnya, terdapat upaya untuk memperkuat sistem kesehatan. WHO mendukung program pelatihan dan pengembangan kapasitas bagi tenaga kesehatan di Indonesia. Selain itu, WHO juga membantu dalam membangun sistem surveilans yang efektif untuk memantau kejadian penyakit serta faktor risiko kesehatan. Dukungan dalam promosi kesehatan juga menjadi fokus WHO. Organisasi ini mendukung berbagai program yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya perilaku hidup sehat, seperti berhenti merokok, mengonsumsi makanan bergizi, dan berolahraga secara teratur. WHO juga memberikan perhatian terhadap kesehatan mental dan mendukung inisiatif promosi kesehatan mental di Indonesia. Widyawati menegaskan bahwa kemitraan antara Indonesia dan WHO merupakan contoh yang baik dalam kerja sama internasional di bidang kesehatan. Melalui kolaborasi ini, kedua pihak telah mencapai banyak kemajuan dalam meningkatkan kesehatan masyarakat di Indonesia. Di masa mendatang, diharapkan kerja sama ini dapat terus ditingkatkan dan diperkuat untuk menghadapi tantangan kesehatan global yang semakin kompleks. Dengan dukungan dari WHO, Indonesia berkomitmen untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, khususnya dalam sektor kesehatan.
404
Ketahanan APBN 2025 Akan Dipengaruhi oleh Risiko Pembiayaan Utang
Tiga Kategori Pelanggan Listrik yang Berhak Mendapatkan Diskon Tarif 50%
Istana Menegaskan Tidak Ada Diskusi Mengenai Usia Pensiun PNS 70 Tahun