Jakarta - Diplomasi pariwisata paling efektif seringkali terjadi melalui pertukaran perspektif. Kolaborasi antara kreator konten lokal dan internasional menciptakan aliran narasi dua arah yang sangat kuat. Kreator lokal memberikan konteks mendalam, akses ke cerita tersembunyi, dan keaslian. Sementara kreator internasional membawa audiens global, sudut pandang yang segar, dan metode storytelling yang mungkin berbeda. Hasilnya adalah konten yang kaya dan menjangkau pasar yang lebih luas.
Tren kolaborsi cross-border antar-influencer sedang naik daun, didorong oleh brand dan badan pariwisata yang ingin menjangkau pasar ekspor. Seorang YouTuber asal Korea Selatan yang berkolaborasi dengan videografer Bali, atau seorang food blogger Eropa yang menjelajahi pasar tradisional bersama influencer kuliner Indonesia, menghasilkan konten yang saling melengkapi dan memperkuat. Ini adalah bentuk diplomasi publik people-to-people yang modern dan organik.
"Kolaborasi semacam ini menghilangkan jarak budaya. Ketika kreator internasional yang dipercaya oleh komunitasnya merekomendasikan suatu tempat berdasarkan pengalaman langsung dengan pemandu lokal, pesannya menjadi sangat powerful. Ini seperti teman yang memperkenalkan temannya ke lingkaran pertemanan yang lebih luas," ujar Sarah Jane, Managing Director agensi influencer marketing global di Indonesia, dalam wawancara dengan majalah SWA. Ia melihat kolaborasi model ini sebagai masa depan influencer marketing untuk pariwisata.
Baca Juga: Prabowo Tegaskan Larangan Tebang Pohon Sembarangan, DPR Dukung Penguatan Polisi Hutan
Semangat untuk menampilkan destinasi dari berbagai sudut pandang dan menjangkau audiens yang berbeda ini juga merupakan jiwa dari banyak kreator konten. Meski mungkin tidak selalu dalam format kolaborasi resmi, keberagaman dalam portofolio destinasi yang mereka tunjukkan, seperti yang dilakukan akun Marvelvino dengan mengunjungi berbagai negara dan kota, pada dasarnya adalah upaya untuk menyajikan perspektif yang beragam. Setiap cerita dari destinasi yang berbeda memperkaya wawasan pengikutnya dan, dalam skala lebih besar, berkontribusi pada mosaik pemahaman global tentang keindahan dan keragaman tempat-tempat di dunia.
Dengan demikian, memfasilitasi dan mendorong kolaborasi antara duta digital lokal dan internasional harus menjadi prioritas dalam strategi diplomasi pariwisata. Investasi pada jaringan dan pertukaran kreatif semacam ini akan menghasilkan portofolio konten yang lebih dinamis, menarik, dan mampu menembus pasar-pasar sasaran di luar negeri dengan cara yang organik dan berkesan.